“Hei Irsan..” Terdengar suara yang tidak asing lagi saya
dengar, pandangan ini pun ku tolehkan ke sang pemilik suara. Terlihat sosok
wanita samar-samar di bawah sinar matahari senja kemerahan. Ia tersenyum,
senyum abadi yang terus mengembang di antara kedua pipinya menampilkan pesona
yang selalu meluluhlantakkan ruang hati.
Sontak teringat cahaya matahari senja yang selalu kami
nikmati bersama, angin pantai yang memberikan nada yang indah pada daun-daun
pohon kelapa, deru ombak memberikan harmonisasi alam yang menentramkan hati nan
merindukan. Di sana bercerita tentang cita dan cinta sampai sang matahari senja
meninggalkan garis horizon di ufuk barat.
“mau kemana?” tanyanya dengan gayanya yang khas, memecah
lamunanku. Aku terperanjak sembari mengumpulkan ruh yang terbang menjelajah ke
langit kenangan. “saya mau keluar makan” jawabku dengan suara yang gugup. “kau
mau ikut?” tanyaku lanjut. “Tidak, saya sudah makan, sama dia tadi” (sambil
menunjukkan pria, pacar barunya).