Sabtu, 22 Maret 2014

Matahari Senja


“Hei Irsan..” Terdengar suara yang tidak asing lagi saya dengar, pandangan ini pun ku tolehkan ke sang pemilik suara. Terlihat sosok wanita samar-samar di bawah sinar matahari senja kemerahan. Ia tersenyum, senyum abadi yang terus mengembang di antara kedua pipinya menampilkan pesona yang selalu meluluhlantakkan ruang hati.

Sontak teringat cahaya matahari senja yang selalu kami nikmati bersama, angin pantai yang memberikan nada yang indah pada daun-daun pohon kelapa, deru ombak memberikan harmonisasi alam yang menentramkan hati nan merindukan. Di sana bercerita tentang cita dan cinta sampai sang matahari senja meninggalkan garis horizon di ufuk barat.

“mau kemana?” tanyanya dengan gayanya yang khas, memecah lamunanku. Aku terperanjak sembari mengumpulkan ruh yang terbang menjelajah ke langit kenangan. “saya mau keluar makan” jawabku dengan suara yang gugup. “kau mau ikut?” tanyaku lanjut. “Tidak, saya sudah makan, sama dia tadi” (sambil menunjukkan pria, pacar barunya).